Kelihatannya banyak yang senang topik ini ya? Saya lanjutkan lagi deh. Kali ini dari sudut pandang yang lain.
Usaha anda tidak punya pembukuan yang rapi? Pusing dan tidak tahu bagaimana cara membuatnya? Coba ikuti cara sederhana ini.
Awalnya tentu saja dari artikel Percantik Rekening Bank Anda. Jadi semua omzet usaha sudah anda masukkan ke rekening. Lalu untuk SETIAP pengeluaran anda tarik dari rekening juga.
Secara tidak sadar sebenarnya anda sudah punya pembukuan sederhana. Yang harus anda lakukan hanyalah mencetak rekening anda. Salinlah print out rekening itu ke buku. Kalau anda punya komputer lebih mudah lagi kalau di buat di program Excell. Sekarang, tambahkan satu kolom untuk keterangan. Di kolom ini lah anda tuliskan dana tersebut dari mana atau untuk keperluan apa.
Untuk pemasukan tentu saja keterangannya adalah omzet usaha ya. Lalu untuk pengeluaran disesuaikan saja. Kalau untuk beli bahan baku, ya ditulis pembelian bahan baku. Untuk ATK tulis pembelian ATK, Untuk Pembungkus tulis Pembelian Pembungkus. Untuk Gaji tulis Gaji. Pokoknya terserah anda deh mau tulis apa. Yang penting ada keterangannya.
Dengan melakukan ini, satu pembukuan yang sangat sederhana sudah anda punyai. Di akhir bulan anda tinggal mengelompok-mengelompokkannya. Sangat mudah di lakukan di program Excell. Tinggal gunakan menu Sort, jadi deh.
Di akhir bulan anda akan tahu berapa total omzet. Berapa yang keluar untuk beli ATK. Berapa Total Gaji. Berapa untuk bahan baku. Lalu, ketahuan deh kalau dapat untung besar bulan ini he he he... (saya di traktir ya kalau untung besar ....)
Sederhana, tapi cukuplah untuk mendapatkan gambaran tentang profile usaha selama satu bulan.
Tentu saja kuncinya adalah disiplin memasukkan uang ke rekening. Soalnya kalau kadang disetor, kadang di pakai langsung, maka harus ada penyesuaian-penyesuaian dan catatan catatan tambahan yang harus anda lakukan, karena rekening anda TIDAK menggambarkan sepenuhnya aktivitas usaha anda.
Bagaimana? Bisa dilakukan kan?
Showing posts with label Property. Show all posts
Showing posts with label Property. Show all posts
Wednesday, June 17, 2009
Tuesday, June 16, 2009
Percantik Rekening Bank Anda
Bagaimana caranya?
Bila anda punya usaha, usahakan semua pendapatan di masukkan dulu ke rekening. Baru setelah itu, bila ada keperluan di tarik kembali.
Misal omzet anda adalah 1 juta. Lalu anda perlu membeli bahan baku 500 ribu. Masukkan dulu seluruh uang yang 1 juta tersebut ke rekening, lalu lakukan penarikan 500 ribu untuk pembelian bahan baku tersebut. Lho, apa bedanya? toh yang tertinggal di rekening adalah 500 ribu? Sama saja toh, kalau saya langsung setor 500 ribu ke rekening?
Saldonya memang sama. Tetapi dalam sudut pandang Bank beda. Uang yang kita setor akan tercermin dalam mutasi kredit. Bank kadang mengasumsikan total mutasi kredit dalam suatu periode sebagai omzet usaha kita pada periode itu. Jadi, kalau anda setor 1 juta, di mata bank omzet kita adalah 1 juta. Sayang kan kalau omzet 1 juta tetapi hanya di setor 500 ribu. Bank hanya akan menganggap omzet kita 500 ribu.
Di jaman sekarang ini dimana ATM ada di mana mana, sangat lah mudah untuk menarik uang. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menyetor seluruhnya, karena toh menariknya tidak lah sulit.
Lalu apa perlunya rekening yang cantik? Tentunya untuk memperoleh pinjaman dari Bank. Coba saja perhatikan. Salah satu syarat untuk meminjam di Bank adalah foto copy rekening tiga bulan terakhir. Bahkan ada yang meminta 6 bulan terakhir. Bila semua omzet usaha anda tergambar di rekening anda, maka jumlah kredit yang dicairkan lebih besar bila dibandingkan bila omzet anda hanya sebagian saja yang di setorkan.
Tentunya ini bukan satu satunya faktor penentu, karena nilai agunan pun akan sangat mempengaruhi besarnya pinjaman yang cair.
Jadi, setor dulu, baru tarik !!!
Bila anda punya usaha, usahakan semua pendapatan di masukkan dulu ke rekening. Baru setelah itu, bila ada keperluan di tarik kembali.
Misal omzet anda adalah 1 juta. Lalu anda perlu membeli bahan baku 500 ribu. Masukkan dulu seluruh uang yang 1 juta tersebut ke rekening, lalu lakukan penarikan 500 ribu untuk pembelian bahan baku tersebut. Lho, apa bedanya? toh yang tertinggal di rekening adalah 500 ribu? Sama saja toh, kalau saya langsung setor 500 ribu ke rekening?
Saldonya memang sama. Tetapi dalam sudut pandang Bank beda. Uang yang kita setor akan tercermin dalam mutasi kredit. Bank kadang mengasumsikan total mutasi kredit dalam suatu periode sebagai omzet usaha kita pada periode itu. Jadi, kalau anda setor 1 juta, di mata bank omzet kita adalah 1 juta. Sayang kan kalau omzet 1 juta tetapi hanya di setor 500 ribu. Bank hanya akan menganggap omzet kita 500 ribu.
Di jaman sekarang ini dimana ATM ada di mana mana, sangat lah mudah untuk menarik uang. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menyetor seluruhnya, karena toh menariknya tidak lah sulit.
Lalu apa perlunya rekening yang cantik? Tentunya untuk memperoleh pinjaman dari Bank. Coba saja perhatikan. Salah satu syarat untuk meminjam di Bank adalah foto copy rekening tiga bulan terakhir. Bahkan ada yang meminta 6 bulan terakhir. Bila semua omzet usaha anda tergambar di rekening anda, maka jumlah kredit yang dicairkan lebih besar bila dibandingkan bila omzet anda hanya sebagian saja yang di setorkan.
Tentunya ini bukan satu satunya faktor penentu, karena nilai agunan pun akan sangat mempengaruhi besarnya pinjaman yang cair.
Jadi, setor dulu, baru tarik !!!
Tuesday, June 9, 2009
Salah Kaprah tentang Cash Back
Seorang Ibu dengan suka cita menceritakan bagaimana dia sekarang punya deposito yang berasal dari Cash Back pembelian rumah secara KPR yang dia lakukan. Mendengar cerita ini saya langsung nyeletuk. Salah kaprah tuh !!! Dana cash back kok di depositokan ...
Kadang seseorang memang sedemikian beruntung sehingga mendapatkan rumah yang dijual murah. Pada saat mengajukan KPR, ternyata tim appraisal yang dikirim bank menyatakan bahwa nilai rumah tersebut jauh diatas harga yang ditawarkan. Pada kasus seperti inilah peluang cash back bisa diperoleh.
Untuk memudahkan mari kita ilustrasikan dengan angka. Misalkan seseorang menjual rumahnya 100 juta. Lalu kita mengajukan KPR untuk membelinya. Tim appraisal menyatakan nilai rumah adalah 200 juta. Bank akan mencairkan kredit 80% dari nilai rumah atau 160 juta. 100 juta dibayarkan kepada pemilik rumah, 60 juta adalah Cash Back yang kita terima.
Lalu? dana 60 juta itu kita depositokan saja? Coba perhatikan lagi. Berapa yang dipinjamkan bank kepada kita? 100 juta? Bukan !!! Yang benar adalah 160 juta. Jadi, dana 60 juta tersebut bukanlah uang gratis yang kita peroleh dari langit. Dana itu adalah bagian dari KPR yang kita peroleh. Artinya, ada beban bunga didalamnya.
Yang namanya bunga pinjaman, selalu lebih besar dari bunga deposito. Tidak percaya? Coba cek, berapa bunga deposito lalu cek juga berapa bunga KPR (atau kalau untuk Bank Syariah, dapat anda perbandingkan juga, bagi hasil yang anda peroleh dari menempatkan dana dan jumlah cicilan KPR yang anda harus bayar). Artinya dengan mendepositokan dana cash back, anda malah keluar uang untuk membayar selisih bunganya.
Dana cash back sebaiknya digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan. Bukan itu saja, hasil yang diperoleh harus lebih besar dari bunga yang dibayarkan. Kalau anda tidak punya rencana untuk dana cash back yang diperoleh, lebih baik tidak usah diambil. Kembali ke contoh diatas, ajukan saja pinjaman sejumlah harga pembelian rumahnya, walaupun bank bersedia memberikan lebih.
Dana cash back didepositokan ? Jangan dong !!!
Kadang seseorang memang sedemikian beruntung sehingga mendapatkan rumah yang dijual murah. Pada saat mengajukan KPR, ternyata tim appraisal yang dikirim bank menyatakan bahwa nilai rumah tersebut jauh diatas harga yang ditawarkan. Pada kasus seperti inilah peluang cash back bisa diperoleh.
Untuk memudahkan mari kita ilustrasikan dengan angka. Misalkan seseorang menjual rumahnya 100 juta. Lalu kita mengajukan KPR untuk membelinya. Tim appraisal menyatakan nilai rumah adalah 200 juta. Bank akan mencairkan kredit 80% dari nilai rumah atau 160 juta. 100 juta dibayarkan kepada pemilik rumah, 60 juta adalah Cash Back yang kita terima.
Lalu? dana 60 juta itu kita depositokan saja? Coba perhatikan lagi. Berapa yang dipinjamkan bank kepada kita? 100 juta? Bukan !!! Yang benar adalah 160 juta. Jadi, dana 60 juta tersebut bukanlah uang gratis yang kita peroleh dari langit. Dana itu adalah bagian dari KPR yang kita peroleh. Artinya, ada beban bunga didalamnya.
Yang namanya bunga pinjaman, selalu lebih besar dari bunga deposito. Tidak percaya? Coba cek, berapa bunga deposito lalu cek juga berapa bunga KPR (atau kalau untuk Bank Syariah, dapat anda perbandingkan juga, bagi hasil yang anda peroleh dari menempatkan dana dan jumlah cicilan KPR yang anda harus bayar). Artinya dengan mendepositokan dana cash back, anda malah keluar uang untuk membayar selisih bunganya.
Dana cash back sebaiknya digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan. Bukan itu saja, hasil yang diperoleh harus lebih besar dari bunga yang dibayarkan. Kalau anda tidak punya rencana untuk dana cash back yang diperoleh, lebih baik tidak usah diambil. Kembali ke contoh diatas, ajukan saja pinjaman sejumlah harga pembelian rumahnya, walaupun bank bersedia memberikan lebih.
Dana cash back didepositokan ? Jangan dong !!!
Wednesday, June 3, 2009
KPR Refinancing
Dulu saya beranggapan bahwa KPR itu hanya untuk pembelian rumah. Ternyata tidak juga. Bila kita sudah punya rumah, dan perlu dana maka kita bisa mengagunkan rumah tersebut. Memang ada yang namanya Kredit Multiguna, dimana agunanannya bisa berupa property atau kendaraan. Tetapi skemanya bukan lah KPR. Nah yang saya maksud adalah KPR betulan. Suku bunganya adalah suku bunga KPR. Jangka waktu pinjaman pun seperti layaknya KPR, bisa hingga 15 tahun.
Tidak semua bank mengeluarkan produk KPR Refinancing ini. Yang saya tahu adalah BCA dan Panin. Bila saya tidak salah, ada juga Bank Syariah yang mengeluarkan KPR Refinancing ini.
Lalu, bedanya apa dengan KPR biasa? Bedanya adalah di jumlah kredit yang dicairkan. Bila kita membeli rumah dengan skema KPR maka dana yang cair adalah 80% dari nilai rumah. Pada KPR Refinancing, dana yang cair adalah 70% dari nilai rumah. Persentase ini adalah untuk KPR Refinancing Bank BCA. Untuk bank lain, persentasenya mungkin berbeda. Akan tetapi pada prinsipnya, jumlah dana yang cair lebih kecil untuk refinancing.
Jadi, bila anda butuh dana, untuk pengembangan usaha misalnya, anda dapat mengagunkan rumah anda. Saran saya, pilihlah KPR Refinancing, karena bunga KPR biasanya lebih murah dibandingkan bunga kredit jenis lain yang juga berbasis agunan rumah (Multiguna misalnya).
Tentunya anda harus bijaksana dalam mengajukan kredit ini. Setiap yang namanya pinjaman, tentunya ada biayanya dan biaya itu harus bisa ditutup oleh aktivitas yang dibiayai oleh pinjaman itu sendiri.
Tidak semua bank mengeluarkan produk KPR Refinancing ini. Yang saya tahu adalah BCA dan Panin. Bila saya tidak salah, ada juga Bank Syariah yang mengeluarkan KPR Refinancing ini.
Lalu, bedanya apa dengan KPR biasa? Bedanya adalah di jumlah kredit yang dicairkan. Bila kita membeli rumah dengan skema KPR maka dana yang cair adalah 80% dari nilai rumah. Pada KPR Refinancing, dana yang cair adalah 70% dari nilai rumah. Persentase ini adalah untuk KPR Refinancing Bank BCA. Untuk bank lain, persentasenya mungkin berbeda. Akan tetapi pada prinsipnya, jumlah dana yang cair lebih kecil untuk refinancing.
Jadi, bila anda butuh dana, untuk pengembangan usaha misalnya, anda dapat mengagunkan rumah anda. Saran saya, pilihlah KPR Refinancing, karena bunga KPR biasanya lebih murah dibandingkan bunga kredit jenis lain yang juga berbasis agunan rumah (Multiguna misalnya).
Tentunya anda harus bijaksana dalam mengajukan kredit ini. Setiap yang namanya pinjaman, tentunya ada biayanya dan biaya itu harus bisa ditutup oleh aktivitas yang dibiayai oleh pinjaman itu sendiri.
Sunday, May 24, 2009
Creative Way to Sell Your Property
Wah, saya pasang iklan jual rumah kok gak kejual jual ya? Bahasanya kurang menjual barangkali. Itulah komentar umum yang terdengar.
Banyak yang sudah mengusulkan untuk menggunakan ungkapan ungkapan baru, misalnya :
" Rumah Warisan, Di Jual Cepat"
" Bisa KPR, Pengurusan Di Bantu"
" Bisa KPR, tanpa DP"
Worth to try ...
Banyak yang sudah mengusulkan untuk menggunakan ungkapan ungkapan baru, misalnya :
" Rumah Warisan, Di Jual Cepat"
" Bisa KPR, Pengurusan Di Bantu"
" Bisa KPR, tanpa DP"
Worth to try ...
Saturday, May 23, 2009
Repot Jual Tanah Yang Sangat Luas???
Menjual tanah dengan luasan yang cukup besar relatif lebih sulit dibandingkan yang luasannya lebih sedikit. Gampangnya saja, secara jumlah, akan lebih banyak orang yang mampu membeli tanah di harga puluhan hingga ratusan juta dibandingkan tanah di harga milyaran.
Jadi? ya kalau punya tanah kelewat besar kenapa tidak di kavling kavling saja? Mudahan-mudahan lebih mudah menjualnya. Hanya saja, bila tanah di kavling kavling, maka mau tidak mau ada sebagian yang harus di ikhlaskan untuk jalan dan got. Kalau mau lebih bagus lagi, ada sebagian yang dijadikan taman.
Berapa besar yang akan terpakai untuk fasus dan fasum? Seorang teman yang bekerja di developer perumahan memberikan estimasi sekitar 25% nya. Jadi kalau tanah dengan luas 2000 meter persegi, maka yang akan terpakai untuk sarana dan prasarana adalah 500 meter persegi.
Nah, tanah yang 500 meter persegi itu kan harus diolah. Kalau peruntukannya untuk jalan, ya harus ada perkerasan dan lain sebagainya. Begitu juga untuk got dan untuk taman misalnya.
Biaya lain yang harus dikeluarkan adalah pecah sertifikat.
Jadi, kalau punya tanah yang luas dan sudah berusaha di jual tetapi tidak laku juga, maka coba lakukan strategi ini. Mudah-mudahan cepat terjual.
Tapi kok repot ya.... Trus harus keluar uang lagi untuk biaya biayanya.
Kalau itu masalahnya, solusinya sangat gampang. Hubungi saya di 0816 1989291
Irwan
Jadi? ya kalau punya tanah kelewat besar kenapa tidak di kavling kavling saja? Mudahan-mudahan lebih mudah menjualnya. Hanya saja, bila tanah di kavling kavling, maka mau tidak mau ada sebagian yang harus di ikhlaskan untuk jalan dan got. Kalau mau lebih bagus lagi, ada sebagian yang dijadikan taman.
Berapa besar yang akan terpakai untuk fasus dan fasum? Seorang teman yang bekerja di developer perumahan memberikan estimasi sekitar 25% nya. Jadi kalau tanah dengan luas 2000 meter persegi, maka yang akan terpakai untuk sarana dan prasarana adalah 500 meter persegi.
Nah, tanah yang 500 meter persegi itu kan harus diolah. Kalau peruntukannya untuk jalan, ya harus ada perkerasan dan lain sebagainya. Begitu juga untuk got dan untuk taman misalnya.
Biaya lain yang harus dikeluarkan adalah pecah sertifikat.
Jadi, kalau punya tanah yang luas dan sudah berusaha di jual tetapi tidak laku juga, maka coba lakukan strategi ini. Mudah-mudahan cepat terjual.
Tapi kok repot ya.... Trus harus keluar uang lagi untuk biaya biayanya.
Kalau itu masalahnya, solusinya sangat gampang. Hubungi saya di 0816 1989291
Irwan
Thursday, February 5, 2009
Investasi di Properti Bisa Dilakukan Siapa Saja
Ah, investasi di Properti kan cuma buat orang kaya. Begitulah pendapat saya dahulu. Dan ternyata, saya tidak sendirian, karena banyak sekali orang yang juga berpendapat begitu.
Semuanya berubah ketika saya mengikuti pelatihan investasi di bidang properti oleh “anak kemarin sore”. Namanya James. Di usia 25 tahun, dia beli properti senilai 1,6 milyar, tanpa keluar uang. Lebih hebatnya lagi, pendapatan yang dia dapat dari properti itu lebih besar dari cicilan kredit yang harus dia bayarkan.
Ya, investasi di properti bisa dilakukan siapa saja, dengan kondisi apa saja. Tentunya kita harus mengetahui rahasianya. Nah, rahasia tersebut dapat anda temukan di James Properti Investor Coaching yang akan diselenggarakan pada tanggal 28 Feb – 1 Maret 2009 di Hotel Ciputra.
Bila ingin ikut coaching tersebut, saya sarankan anda mengikuti previewnya dulu, secara gratis, yang akan diadakan pada hari Minggu, 8 Februari 2009, jam 10.00 – 12.00, bertempat di Gedung BPPT.
Berhubung kapasitas ruangan terbatas, untuk memastikan tempat anda di acara preview tersebut, hubungi saya di 0816 198 9291, secepatnya.
OK, sukses untuk kita semua
Irwan
PS. Silahkan forward ke rekan yang membutuhkan
Semuanya berubah ketika saya mengikuti pelatihan investasi di bidang properti oleh “anak kemarin sore”. Namanya James. Di usia 25 tahun, dia beli properti senilai 1,6 milyar, tanpa keluar uang. Lebih hebatnya lagi, pendapatan yang dia dapat dari properti itu lebih besar dari cicilan kredit yang harus dia bayarkan.
Ya, investasi di properti bisa dilakukan siapa saja, dengan kondisi apa saja. Tentunya kita harus mengetahui rahasianya. Nah, rahasia tersebut dapat anda temukan di James Properti Investor Coaching yang akan diselenggarakan pada tanggal 28 Feb – 1 Maret 2009 di Hotel Ciputra.
Bila ingin ikut coaching tersebut, saya sarankan anda mengikuti previewnya dulu, secara gratis, yang akan diadakan pada hari Minggu, 8 Februari 2009, jam 10.00 – 12.00, bertempat di Gedung BPPT.
Berhubung kapasitas ruangan terbatas, untuk memastikan tempat anda di acara preview tersebut, hubungi saya di 0816 198 9291, secepatnya.
OK, sukses untuk kita semua
Irwan
PS. Silahkan forward ke rekan yang membutuhkan
Subscribe to:
Posts (Atom)